Mangan kelor merupakan salah satu tradisi masyarakat Lenek khususya Lenek Daya yang mengedepankan nuansa gotong royong/kebersamaan, mangan klor biasaya dilakukan oleh kaum perempua/ibu-ibu pada saat penutupan hajatan (gawe), kaum ibu-ibu masing-masing membawa kemosak dan memongkak, dimana fungsi kemosak sebagai tempat nasi da memongkak untuk dijadikan tempat sayur/lauk pauk.
mangan klor biasanya dilakukan pada saat begawe urip maupu mate, seperti khitanan (nyunatag), memedak (7-9 hari setelah anak lahir), begetes (masa 7 bulan hamil), Aqiqah ngengurisang, Nyiwaq (memperingati 9 hari meninggal) dan ngengawinang.